Menu

Mode Gelap
Muhammadiyah Purbalingga :Kolaborasi Multipihak Wujudkan Zero Waste Kunjungan di Klaten, Wamendes Paiman Ingatkan BUMDesa Maju Jika Inovatif dan Kreatif Wamendes Paiman : UMKM Desa Dapat Manfaatkan BUMDes Untuk Perluas Pasar Desa Digital Bakal Tingkatkan Ekonomi dan Percepat Pembangunan Desa BSKDN Kemendagri Dorong Perangkat Desa Fokus Gali Potensi Daerahnya

KESEHATAN · 29 Apr 2023 16:03 WIB ·

Menteri Desa PDTT: Desa Berperan Strategis Dalam Konvergensi Stunting


 Menteri Desa PDTT: Desa Berperan Strategis Dalam Konvergensi Stunting Perbesar

Jakarta ( DESA MERDEKA ) – Desa memiliki peran strategis dalam pendekatan konvergensi stunting yang dilakukan secara terkoordinir, terintegrasi, dan serentak terhadap kualitas gizi masyarakat. Peran penting desa akan meningkatkan perbaikan gizi pada ibu hamil dan balita yang menjadi sasaran prioritas program pencegahan stunting.

Peran strategis desa dalam konvergensi stunting di antaranya dilaporkan desa dalam pencairan dana desa.

Oleh karena itu, desa wajib melaporkan rencana dan kegiatan konvergensi stunting saat pencairan dana desa periode terakhir.

“Desa diharapkan berperan dalam kebijakan konvergensi stunting untuk ibu hamil, serta untuk anak di bawah dua tahun,” kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar di Jakarta, Sabtu (29/4/2023).

Menteri yang akrab disapa Gus Halim ini memaparkan, data profil desa yang setiap tahun dikumpulkan untuk pengukuran Indeks Desa Membangun (IDM) menunjukkan bahwa pada tahun 2022 di desa ada sebanyak 3.036.289 ibu hamil, dan 5.332.928 anak di bawah 2 tahun.

Dari data tersebut, sebanyak 169.584 ibu hamil menerima bantuan penanganan khusus dalam tenggat waktu satu bulan.

“Namun, masih ada 169.584 ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga, mereka mendapat kunjungan rumah bulanan,” sebut Gus Halim.

Sedangkan data anak di bawah umur 2 tahun, rinciannya sebanyak 2.931.289 anak telah mendapat imunisasi dasar lengkap.

Selanjutnya 3.541.272 anak ditimbang rutin bulanan, serta 3.459.769 anak diukur tinggi badan dua kali dalam satu tahun.

Guna memastikan pendekatan penanganan stunting terlaksana secara maksimal, dilakukan juga kunjungan ke rumah warga secara intensif.

“Kunjungan ke rumah yang memiliki anak bergizi kurang, buruk, dan stunting mencapai 212.871 rumah,” jelas mantan Ketua DPRD Jatim ini.

Data hasil laporan ukuran tenaga posyandu atas pertumbuhan anak dari usia 0 hingga 23 bulan, menunjukkan masih ada 69 persen atau 146.291 anak desa terindikasi stunting, dan 300.339 anak desa beresiko stunting.

“Tingkat konvergensi kegiatan-kegiatan desa terhadap ibu hamil mencapai 69 persen. Tingkat konvergensi kegiatan-kegiatan desa terhadap anak usia 0 sampai 23 bulan mencapai 69 persen,” pungkasnya.

Kemendes PDTT

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Jurnalis

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Kurangi Emisi, PTBA Operasikan Hybrid Dump Truck hingga Bus Listrik

24 Agustus 2023 - 11:02 WIB

Debu Batu Bara PT RMK Energy Ancam Kesehatan, DPRD Sumsel Desak Operasional Perusahaan Ditutup

16 Agustus 2023 - 11:17 WIB

Posyandu Lansia Sumber Waras, Tempat “Kongkow” Lansia Dusun Kamplong

3 Agustus 2023 - 10:09 WIB

Kader Kesehatan di Desa Diberdayakan untuk Menurunkan Angka Stunting di Purbalingga

14 Juli 2023 - 10:44 WIB

Ssst, Ada 11 Mahasiswa Undip Ikut Rembuk Stunting 2023 Desa Ngadipiro

10 Juli 2023 - 18:59 WIB

Rembuk Stunting Desa Ngadipiro

Penemuan Cacing Hati pada Hewan Kurban di Purbalingga Menyita Perhatian Dinas Pertanian

29 Juni 2023 - 20:43 WIB

Trending di KESEHATAN