Klaten (DESA MERDEKA) – Di Desa Sidowarno, tepatnya di Dusun Butuh Kecamatan Wonosari, terdapat wisata budaya pembuatan wayang kulit, yang memberikan kesempatan kepada wisatawan, untuk lebih dekat mengenal wayang kulit di Desa Sidowarno beserta segala pernak-perniknya.
”Perajin wayang di desa kami terus berkembang. Justru semakin banyak. Tak hanya yang tua saja tetapi anak-anak muda juga mau belajar,” ucap Jaka Sumarna, Kepala Desa Sidowarno, di Joglo Omah Wayang Sidowarno, dikutip dari Jawa Pos Radar Solo.
Alkisah, pada tahun 1960-an, Mbah Hadi Kasimo pulang kampung ke Dusun Butuh, Desa Sidowarno, usai menyelesaikan ilmu pembuatan membuat wayang kulit yang diperoleh dari Mbah Niti asal Sukoharjo. Kemahiran Mbah Hadi membuat wayang kulit menggunakan teknik tatah sungging, memikat banyak pemuda setempat, untuk belajar membuat wayang kulit. Masa berlalu, dan keturunan perajin wayang kulit di Desa Sidowarno saat ini terdapat 75 perajin wayang kulit, sudah memasuki generasi yang ketiga.
”Belum lama ini kedatangan tamu dari Amerika Serikat dan Australia. Mereka menginap di desa kami karena sudah ada fasilitas penunjang berupa home stay juga. Total ada sekira tiga home stay dengan beberapa kamar yang sedang kami rintis untuk para wisatawan,” ucap Jaka.
Sidowarno semakin moncer berkat wayang kulit, ketika pada 2020 Pemkab Klaten menetapkan sebagai desa wisata wayang. Di tahun 2022, Sidowarno menyabet juara harapan I dalam ajang penghargaan Desa Wisata Jawa Tengah. Terbaru, Desa Wisata Sidowarno menjadi salah satu dari 75 desa terbaik dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.
Diawali di Joglo Omah Wayang, tarian, sajian jamu gendong dan makanan khas desa, membuka kegiatan sebelum wisatawan diajak berkeliling desa. Rute pertama menuju ke penyediaan bahan baku wayang kulit yang berasal dari kulit sapi maupun kerbau, yang dilanjutkan menuju workshop pembuatan wayang kulit. Disini, pengunjung dapat praktik langsung membuat wayang kulit. Selanjutnya, lokasi jemparingan sudahmenanti, untuk memberikan pengalaman olahraga panahan.
”Untuk harga wayang yang diproduksi perajin kisaran Rp 1 juta sampai Rp 2,5 juta per bijinya. Itu tergantung bahan baku yang digunakan, ukuran hingga pewarnaannya. Paling bagus ya pakai kulit sapi untuk ketahanannya lebih lama,” tutup Jaka.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.