Menu

Mode Gelap
11 Desa di PALI Terendam Banjir, Polisi Siaga Evakuasi dan Koordinasi Bantuan Program Sejahtera dari Desa Lombok Barat: Bukan Bagi Uang, Tapi Pengembangan Potensi Desa Mobil Siaga Desa Bermasalah, Bupati Situbondo Tegas Lakukan Pembinaan Pemilihan PAW Kades Sekara Ricuh, Warga Tuding Ada Intervensi dan Nepotisme Dana Desa Aceh Singkil 2025 Tertunda, Ini Penyebabnya

PEMERINTAHAN · 7 Mar 2025 21:37 WIB ·

Mendagri: Desa Pilar Ekonomi Nasional, Jangan Sampai Seperti Jepang!


					<em>Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian Dalam Rapat Kerja dengan Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI). (Instagram @titokarnavian)</em> Perbesar

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian Dalam Rapat Kerja dengan Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI). (Instagram @titokarnavian)

Jakarta [DESA MERDEKA] – Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, menegaskan bahwa desa memiliki peran krusial dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ia tidak ingin desa-desa di Indonesia mengalami nasib serupa dengan di Jepang, di mana terjadi urbanisasi besar-besaran.

“Bayangkan, 44% penduduk Indonesia tinggal di desa. Kita tidak ingin seperti Jepang, di mana 93% penduduknya terkonsentrasi di kota dan hanya 7% di desa,” ujar Tito.

Menurutnya, desa memiliki potensi besar sebagai sentra ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah berupaya memperkuat ekonomi desa melalui peningkatan anggaran dan pembenahan sistem pemerintahan. Salah satu langkah strategis yang diusulkan Presiden adalah memperkuat ketahanan pangan di desa.

Tito menyoroti fenomena deflasi yang terjadi beberapa bulan terakhir akibat subsidi listrik. Meskipun deflasi menguntungkan konsumen, hal ini berdampak negatif bagi produsen pangan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan deflasi bulan ini sebesar 0,48% (month-to-month) dan 0,09% (year-on-year).

Penurunan harga komoditas seperti telur, ayam, daging, dan beras menyulitkan petani, nelayan, dan pengusaha untuk menutupi biaya produksi. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah berencana membentuk koperasi desa merah putih di setiap desa. Koperasi ini akan berfungsi menyerap hasil produksi pangan desa dengan harga yang stabil, sehingga melindungi petani dari kerugian akibat fluktuasi harga dan praktik tengkulak.

“Koperasi ini akan hadir sebagai perwakilan negara, hadir untuk menyelamatkan mereka dari jeratan pinjaman online, tengkulak, dan rentenir,” tegas Tito.

Koperasi desa merah putih akan dilengkapi dengan gudang, gerai penjualan, dan fasilitas pendingin untuk menyimpan dan mendistribusikan hasil produksi desa. Rencananya, setiap koperasi akan mendapat alokasi anggaran sekitar Rp 5 miliar.

Dengan langkah ini, pemerintah berharap dapat memperkuat ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, sekaligus mencegah terjadinya urbanisasi yang berlebihan.

Follow WhatsApp Channel Desamerdeka.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Artikel ini telah dibaca 12 kali

badge-check

Jurnalis

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Abdul Gani Kasuba: Sang Pembangun Maluku Utara Berpulang

16 Maret 2025 - 04:01 WIB

Wagub Sumbar Pastikan Takjil Aman dan Harga Pokok Stabil di Pasar Banda Buek Padang

15 Maret 2025 - 23:03 WIB

Program Makan Bergizi Gratis: Setiap Desa Butuh 700 Ayam per Minggu, Pasar Baru Tercipta

15 Maret 2025 - 10:36 WIB

Melianus Dogopia Resmi Pimpin Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Deiyai

15 Maret 2025 - 05:59 WIB

Bupati Aceh Tenggara Tegaskan: Tak Ada Lagi Program Titipan Dana Desa, Awasi Pengelolaan!

15 Maret 2025 - 04:55 WIB

Ribuan Tenaga Kontrak Malaka Dirumahkan, DPRD Soroti Pelanggaran Aturan

14 Maret 2025 - 13:22 WIB

Trending di PEMERINTAHAN