Pacitan [DESA MERDEKA] – Tantangan abrasi di Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Pacitan, Jawa Timur, berhasil diubah menjadi peluang emas oleh warga setempat. Sebuah kawasan edukasi mangrove inovatif kini hadir, berfungsi ganda sebagai pelindung garis pantai alami dan destinasi wisata yang menjanjikan potensi ekonomi baru bagi desa.
Inisiatif visioner ini digerakkan oleh Pemerintah Desa Sidomulyo melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan mendapatkan sambutan antusias serta partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Kepala Dusun Tawang Wetan, Budi Anto, mengungkapkan bahwa ide pembentukan kawasan edukasi ini berakar dari kesadaran mendalam akan peran krusial hutan mangrove dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir.
“Kami memiliki visi untuk menyatukan pemahaman antara manusia dan lingkungan. Dengan tumbuhnya kesadaran akan pentingnya menjaga hutan mangrove ini, kami berharap ancaman abrasi di wilayah kami dapat diminimalkan secara signifikan,” jelas Budi Anto pada Selasa (8/4/2025).
Proses pembangunan kawasan edukasi mangrove ini berlangsung sekitar dua minggu, mencerminkan semangat gotong royong dan kesungguhan warga Desa Sidomulyo. Meskipun belum diresmikan secara formal, persiapan terus dimatangkan untuk memastikan kawasan ini siap menyambut wisatawan dengan fasilitas yang memadai dan pengalaman yang berkesan.
“Saat ini, tahap penyelesaian terus berjalan. Kami akan melakukan pembukaan resmi setelah semua aspek pengerjaan tuntas dan kawasan ini benar-benar layak untuk dinikmati oleh para pengunjung,” imbuhnya.
Kabar baiknya, saat ini masyarakat dan wisatawan sudah dapat menikmati keindahan kawasan mangrove ini secara gratis. “Untuk sementara waktu, tidak ada biaya masuk yang dikenakan. Kebijakan ini merupakan hasil dari musyawarah desa,” terang Budi Anto.
Meskipun demikian, pengelola kawasan edukasi mangrove mengimbau setiap pengunjung untuk memiliki rasa tanggung jawab dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Hal ini termasuk larangan merusak tanaman mangrove yang merupakan inti dari ekosistem ini. Kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku juga menjadi prioritas utama demi kenyamanan bersama.
Lebih lanjut, Budi Anto menyampaikan harapan besar bahwa kehadiran kawasan edukasi mangrove ini akan menjadi daya tarik wisata baru yang mampu menarik pengunjung dari berbagai daerah, bahkan mancanegara. Dampak positif terhadap peningkatan perekonomian desa juga menjadi salah satu target utama dari inisiatif ini.
“Kami sangat berharap kawasan ini dapat menarik wisatawan dari luar desa, sehingga dapat meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PAD) serta mengenalkan potensi lingkungan yang dimiliki Sidomulyo kepada khalayak yang lebih luas,” tuturnya penuh harap.
Di balik harapan yang tinggi, tantangan dalam proses pembangunan seperti keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia menjadi bagian dari perjalanan ini. Namun, semangat dan dedikasi pengelola kawasan edukasi mangrove tidak pernah surut.
“Sukanya tentu saja jika tempat ini ramai dikunjungi oleh wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri. Dukanya, dalam proses pembuatannya memang membutuhkan dana dan tenaga yang tidak sedikit,” ungkapnya.
Kawasan edukasi mangrove yang berlokasi strategis di Dusun Tawang Wetan ini dikelola secara kolektif oleh BUMDes Sidomulyo. Ke depannya, diharapkan tempat ini tidak hanya menjadi destinasi wisata yang menarik, tetapi juga menjadi pusat pembelajaran lingkungan yang memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat luas dan kelestarian alam.
Redaksi Desa Merdeka
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.