Bantaeng (DESA MERDEKA) : Pengajian bukan hanya sekedar ajang untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang agama, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkuat tali persaudaraan sesama muslimah. Dalam silaturrahmi kita dapat saling berbagi, memotivasi dengan yang lain serta memberi dukungan dalam menghadapi segala tantangan kehidupan.
Sehubungan dengan hal tersebut MT (Majelis Taklim) Rahmah Bungeng desa Pattaneteang setiap bulannya rutin melakukan pengajian dengan mengundang penceramah atau pemateri dari berbagai unsur khususnya dari penyuluh agama Islam. Baru-baru ini jum’at 8/9/2023 Ustadz saharuddin. HL, S.Ag di hadapan puluhan Majelis taklim berbicara mengenai kemuliaan hari Jum’at. Di hari jum’at kaum perempuan tidak di wajibkan untuk melaksanakan sholat jum’at secara berjama’ah lalu apa yang harus di lakukan seorang perempuan di hari jum’at?..tandas ustadz Saharuddin sembari bertanya kepada jama’ah pengajian. Di hari jum’at, Allah menciptakan Nabi Adam AS, di hari Jum’at Allah mempertemukan antara nabi Adam dan Siti Hawa tepatnya di musdalifah tempatnya bermalamnya jama’ah haji untuk memperbanyak membaca Alqur’an, zikir, bertadabbur’ sholat witir dan berdoa, tambahnya menjelaskan.
Pertemuan yang terjadi menjadi dasar penamaan Al Jumuah yang berarti berkumpul dan menjadi salah satu nama surah dalam Alquran. Pahala kebaikan di lipat gandakan dan waktu yang afdal untuk berdoa namun masih ada juga yang beranggapan bahwa keutamaan hari jum’at hanya bisa di nikmati oleh kaum laki-laki, seolah hari jum’at hanya di peruntukkan bagi mereka yang laki-laki, tetapi kenyataannya banyak dalil yang menunjukkan bahwa kaum perempuan apabila berbuat sunnah di hari tersebut maka akan mendapatkan banyak pahala walaupun mereka tidak ikut melaksanakan sholat Jum’at sebagaimana halnya pria yang sudah balig, di antaranya bersih-bersih diri misalnya potong kuku bercukur dan bersiwak selanjutnya mandi sunnah, bersholawat, membaca alqur’an dan lain-lain, terang ustadz Saharuddin dalam menyampaikan tausiahnya.
Salah satu budaya yang ada di Desa hingga saat ini menjadi wadah pertemuan dan bersosialisasi antar warga, sehingga informasi menyambung tentang keadaan desa. MT Rahmah salah satu majelis taklim yang ada di dusun Bungeng dan tiga di antaranya berada di Dusun lain yang juga menyelenggarakan hal serupa tiap bulannya sehingga ada empat kali pertemuan setiap bulan ujar Ustadz saharuddin.
Dalam kegiatan ini pendamping Lokal Desa Hasan Habibu, S.Pd tak lupa menitipkan pesan kepada para penyuluh untuk menyisipkan materi Pembangunan Desa berbasis SDGs dan IDM karena dari seluruh poin SDGs berkaitan langsung dengan amalia keagamaan misalnya Desa tanpa kelaparan, Desa tanpa kemiskinan sambil menarik sebuah hadits nabi yang berbunyi Kadal Fakru Ayyakuuna Kufraa yang berarti nayaris kemiskinan membawa kita kepada kekafiran, olehnya itu pemerintah dalam hal ini kementerian Desa menekankan bagaimana dana desa bisa membawa sebuah perubahan dan kesejahteraan ummat (masyarakat) di masa-masa yang akan datang berbasis SDGs (Sustaninable Development Goals atau tujuan pembangunan berkelanjutan, tandasnya
Hasan Habibu Lahir di Bantaeng Sulawesi Selatan 1 Januari 1975.
Pendidikan S1 STAI Al-furqan Makasar / Jurusan Pendidikan Agama Islam. lulus tahun 2016
Selain sebagai Pendamping Lokal Desa beberapa Organisasipun terlibat di dalamnya, DA’I KAMTIBMAS POLRES BANTAENG bidang KOMUNIKASI ANTAR LEMBAGA, FORUM DA’I POLSEK TOMPOBULU SBG PENASEHAT, IKATAN PELAJAR MUHAMNADIYAH SBG ANGGOTA.
Beberapa penghargaan di raih seperti juara terbaik dua Tingkat Kabupaten Bantaeng Sebagai Tim Pengelolah Kegiatan / TPK 2011. Penghargaan Kapolres sebagai Relawan Covid-19 tahun 2020.
Penghargaan MPR RI dalam sosialisasi Pancasila dan UUD 45 Negara kesatuan RI dan bhinneka tunggal Ika tahun 2011. Dll
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.