Mentawai [DESA MERDEKA] – Geliat usaha Keripik MU di Desa Tuapejat, Kepulauan Mentawai, menjadi bukti nyata pemberdayaan mualaf melalui program “Mualaf Berdaya” yang digagas Pengurus Daerah Muhammadiyah Kepulauan Mentawai. Usaha ini bukan sekadar menghasilkan keripik, tetapi juga menguatkan ekonomi dan keimanan para mualaf.
Berlokasi di samping Masjid Taqwa Muhammadiyah, Desa Tuapejat Kilometer 6, usaha yang baru berjalan dua minggu ini dikelola 20 ibu-ibu mualaf. Mereka memproduksi keripik dari berbagai bahan baku lokal, seperti pisang, ubi, keladi, dan sukun.
Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah Kepulauan Mentawai, Rudi Zamri, menjelaskan bahwa usaha ini memanfaatkan potensi bahan baku lokal yang melimpah. “Selama ini, pembinaan mualaf fokus pada keimanan. Kami ingin memberdayakan ekonomi mereka agar mandiri,” ujarnya.
Dari 125 mualaf di Pulau Sipora, 35 di antaranya mendapat pembinaan langsung. Mereka terlibat dalam proses produksi keripik dari pukul 08.00 hingga 15.00 dan mendapat kompensasi Rp 50 ribu per hari.
“Kami ajarkan alur produksi, menjaga kebersihan, hingga pemasaran. Jika mereka ingin membuka usaha sendiri, kami siap membantu,” tambah Rudi.
Bahan baku keripik dibeli langsung dari para mualaf, memberikan pendapatan tambahan bagi mereka. Usaha ini didukung Lembaga Dakwah Pusat Muhammadiyah dan sedang mengurus sertifikat halal untuk memperluas pemasaran.
Keripik MU, yang dijual Rp 10 ribu per kemasan, diharapkan menjadi oleh-oleh khas Mentawai dan ladang amal bagi pendukungnya. Selain keripik, Muhammadiyah juga membina usaha ternak ikan air tawar.
Redaksi Desa Merdeka
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.