Kediri ( DESA MERDEKA ) – Kawasan agropolitan di Kabupaten Kediri, kini memiliki 16 pilot atau operator drone pertanian, yang tersebar di masing-masing kawasan agropolitan. Para pilot tersebut, sebelumnya telah menjalani dua kali pelatihan dan diambil dari petugas penyuluh lapangan yang masih berusia muda.
“Setiap kawasan agropolitan itu memiliki 4 pilot (operator) khusus drone pertanian. Mereka bertanggung jawab pada operasional dan penggunaan drone di wilayah masing-masing. Harapannya mereka bisa mandiri melatih petani-petani muda di wilayah untuk bisa mengoperasikan drone,” tutur Arahayu Setyo Adi, Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri.
Pemkab Kediri melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) bekerjasama dengan Hasana Drone beberapa waktu lalu meluncurkan program kepemilikan drone untuk petani milenial sebagai salah satu wujud implemantasi dari smart farming.
Program smart farming sendiri, selama ini digaungkan Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana selain untuk mendukung pengelolaan kawasan agropolitan juga untuk menyemangati para petani milenial.
Dalam program kepemilikan drone untuk petani milenial sendiri dibutuhkan 2 orang, yang nantinya akan menggarap 2000 hektar lahan selama kontrak kerja. Luasan itu sendiri hanya sebagian kecil dari total kurang lebih 38 ribu hektar lahan pertanian di Kabupaten Kediri, baik itu pertanian komoditas pangan, tanaman hortikultura, dan perkebunan. Karena itu kebutuhan akan operator drone pertanian di Kabupaten Kediri masih sangat besar. Apalagi penggunaan drone pertanian memiliki banyak manfaat. Tidak hanya untuk penyemprotan pupuk atau pestisida, tapi juga untuk penebaran bibit dan banyak hal lain. Selain itu penggunaan drone pertanian juga lebih efisien terutama dari segi waktu, biaya dan cakupan.
Untuk 1 hektar jika menggunakan semprot manual membutuhkan waktu 1 sampai 2 hari sementara dengan drone hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit. Untuk cakupan, dengan menggunakan drone cakupan lahan yang lebih luas bisa didapat dalam waktu yang lebih singkat, karena penyemprotan bisa dilakukan pada waktu yang bersamaan dan jika menggunakan semprot manual harus tergantung tenaga penyemprotan.
Dalam kaitannya dengan pestisida, dengan memanfaatkan drone maka kesehatan akan lebih terjaga. “Juga untuk pengendali gerakan pengendalian hama juga lebih efisien. Karena drone bisa hampir bersamaan jika harus manual harus bergantian, sehingga memungkinkan hama berpindah,” tambah pria yang akrab disapa Adi ini.
Dengan banyaknya manfaat dari penggunaan drone pertanian, kedepan diharapkan Kabupaten Kediri bisa punya lebih banyak operator drone pertanian. Pelatihan akan difasilitas dari Dinas Pertanian dan Perkebunan, sementara peralatan bisa melalui pengadaan desa atau wilayah masing-masing. Saat ini pemanfaatan drone masih tergantung pada empat operator tadi.
“Diharapkan nanti drone bisa dioperasikan sendiri masing-masing wilayah atau desa. Kita support kapasitas petani, kita ciptakan lebih banyak operator atau pilot drone dan desa akan menyiapkan pengadaan alatnya bisa lewat dana desa atau hibah,” tambah Adi.
Pengaplikasian smart farming sendiri melalui pemanfaatan drone ini, ditambahkan diharapkan juga bisa semakin memikat generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian. Dengan semakin luasnya smart farming, pertanian akan lebih efisien. Sementara kedepan, dengan jumlah petani tua berkurang, diperlukan generasi muda untuk terjun ke pertanian untuk memperkuat regenerasi petani.
Selain memanfaatkan drone, smart farming juga diimplementasikan dengan menggunakan Internet of Thing (IoT), budidaya hidroponik dengan otomatisasi dan digitalisasi dimana semua serba sensor dan bisa dioperasikan dengan smartphone, juga ada digital farming yang didalamnya ada agromapping. “Orientasinya digitalisasi dan saat ini sedang berjalan. 80% di Kediri adalah pertanian jika tidak dikelola dan dan pertanian masih konvensional, akan sangat disayangkan,” pungkasnya
Seperti diketahui terdapat 4 kawasan agropolitan di kabupaten Kediri yakni Pakancupung (Pare, Kandangan, Puncu, Kepung), Ngawasondat (Ngancar, Wates, Plosoklaten, Kandat), Segobatam (Semen, Grogol, Banyakan, Tarokan, Mojo), serta Palempari (Pare, Plemahan, Papar, Purwoasri).
Redaksi Desa Merdeka
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.