Jambi [DESA MERDEKA] – Indonesia sedang kejar-kejaran untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, terutama daging dan susu. Hal ini jadi tantangan besar karena produksi dalam negeri kita masih terbatas.
Menurut Audy Joinaldy, Ketua Umum Pengurus Besar Perkumpulan Insinyur dan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI), saat ini 80% susu yang kita konsumsi masih impor. Padahal, kebutuhan akan protein hewani ini bakal semakin meningkat, terutama setelah adanya program makan bergizi dan susu gratis yang dicanangkan pemerintah.
“Ini adalah peluang emas bagi kita semua, terutama para peternak,” ujar Audy saat melantik pengurus ISPI Provinsi Jambi.
Apa saja tantangannya?
Selain produksi susu yang masih rendah, konsumsi daging ayam kita juga masih jauh di bawah negara tetangga seperti Malaysia. Padahal, protein hewani sangat penting untuk pertumbuhan anak-anak dan kesehatan masyarakat.
Apa yang harus dilakukan?
ISPI mengajak semua pihak untuk bekerja sama dalam meningkatkan produksi daging dan susu dalam negeri. Beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain:
- Meningkatkan jumlah sapi perah: Indonesia butuh jutaan sapi perah tambahan untuk memenuhi kebutuhan susu.
- Meningkatkan produktivitas peternakan: Dengan teknologi modern dan manajemen yang baik, produksi daging dan susu bisa ditingkatkan.
- Memanfaatkan potensi lokal: Setiap daerah punya potensi peternakan yang berbeda-beda. Kita perlu menggali dan mengembangkan potensi ini.
Apa yang sudah dilakukan?
ISPI Provinsi Jambi yang baru saja dilantik berkomitmen untuk berperan aktif dalam mengembangkan sektor peternakan di daerahnya. Dengan jumlah sarjana peternakan yang cukup banyak, Jambi memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu sentra produksi pangan hewani di Indonesia.
Kenapa ini penting?
Pemenuhan kebutuhan protein hewani sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Dengan mengonsumsi makanan yang bergizi, kita bisa mencegah stunting pada anak-anak dan meningkatkan produktivitas masyarakat.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.