Menu

Mode Gelap
Kemendes PDTT dan CTC Jalin Kerja Sama Tingkatkan Kesadaran Masyarakat Terhadap Perubahan Iklim IKADIN Lampung Dukung Penuh Aksi Cuti Bersama Hakim, Desak Kenaikan Gaji Indonesia Perangi Bencana: Dana Desa Ditujukan untuk Desa-Desa Rentan Iklim Gus Halim Didapuk Sebagai Bapak Bumdesa Bersama Lkd BUMDES Diajak Aktif dalam Program Makan Siang Gratis

EKBIS · 7 Sep 2024 18:45 WIB ·

Impor Ancam Petani Lokal Kepri, Pengawasan Ketat Dituntut

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Kesehatan Hewan (DKP2KH) Provinsi Kepri, Rika Azmi

Tanjungpinang [DESA MERDEKA] – Masuknya sejumlah komoditas hortikultura impor seperti semangka, cabai, dan berbagai jenis sayuran dari luar Kepulauan Riau (Kepri) menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan hidup petani lokal. Kondisi ini mendorong Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Kesehatan Hewan (DKP2KH) Provinsi Kepri untuk memperketat pengawasan terhadap peredaran produk impor.

Kepala DKP2KH Provinsi Kepri, Rika Azmi, dalam keterangannya dilansir dari Radar Malaka pada Jumat, 6 September 2024, mengakui adanya dilema antara melindungi petani lokal dan memenuhi kebutuhan konsumen. “Di satu sisi, kita ingin melindungi petani kita agar tidak dirugikan oleh persaingan tidak sehat. Namun, di sisi lain, kita juga harus memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat dengan harga yang terjangkau,” ujar Rika.

Fluktuasi produksi hortikultura di Kepri menjadi salah satu faktor yang menyebabkan ketergantungan pada pasokan dari luar daerah. Beberapa jenis sayuran memang belum dapat diproduksi secara massal oleh petani lokal. Oleh karena itu, Rika mengimbau para petani untuk melaporkan data produksi mereka secara berkala kepada petugas penyuluh pertanian agar pemerintah dapat melakukan antisipasi jika terjadi kelebihan produksi.

Ancaman Terhadap Petani Semangka

Petani semangka lokal di Kepri merasakan dampak langsung dari masuknya produk impor. Harga jual semangka lokal anjlok drastis akibat membanjirnya pasokan dari luar daerah. Kondisi ini membuat para petani khawatir akan mengalami kerugian besar dan terancam gulung tikar.

Padil, seorang Analis Pasar Hasil Pertanian Ahli Muda, mengungkapkan bahwa potensi produksi semangka di Bintan sangat besar, mencapai ribuan ton per musim panen. Namun, kehadiran produk impor terus menjadi ancaman bagi stabilitas ekonomi petani.

Tuntutan Perlindungan Petani Lokal

Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Gerbang Tani, sebuah organisasi petani, mendesak pemerintah daerah untuk memberikan perhatian serius terhadap nasib petani lokal, terutama pada saat musim panen. Mereka meminta Komisi II DPRD Kepri untuk mengambil langkah-langkah konkret guna melindungi petani dari persaingan tidak sehat dengan produk impor.

Gerbang Tani menegaskan bahwa mereka tidak anti terhadap produk impor, tetapi meminta agar pemerintah membatasi masuknya produk impor pada saat produksi petani lokal sedang melimpah. Hal ini bertujuan untuk memberikan ruang bagi petani lokal untuk memasarkan produknya dengan harga yang wajar.

Follow WhatsApp Channel Desamerdeka.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Jurnalis

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Plt Bupati Simalungun Kunjungi PT Kinra, Dorong Peningkatan Ekonomi dan Lapangan Kerja

3 Oktober 2024 - 17:14 WIB

PRM Krajan Banyumas Sukses Budidaya Jagung Hybrida di Lahan Desa

3 Oktober 2024 - 06:38 WIB

Wayang Potehi Dapat Suntikan Dana dari Marifood untuk Pembangunan Museum

1 Oktober 2024 - 13:11 WIB

Desa Kutuh Jadi Contoh Sukses Pengembangan BUMDes dan Pemberdayaan Pemuda

27 September 2024 - 18:07 WIB

Kolaborasi PSM SAKTI BUMDes untuk Perkuat Pemberdayaan Ekonomi Desa

26 September 2024 - 09:39 WIB

Sumbar Tingkatkan Keselamatan Kerja, Dorong Kesejahteraan Pekerja

24 September 2024 - 10:50 WIB

Trending di EKBIS