Mojokerto [DESA MERDEKA] – Rampungnya gudang berukuran 7×30 meter menjadi bukti keseriusan dukungan Pemerintah Desa (Pemdes) Mojowono, Kecamatan Kemlagi, dalam membantu warganya mengembangkan tanaman bahan baku rokok tersebut. Bangunan yang telah berdiri kokoh ini siap dijadikan tempat pengolahan maupun penyimpanan daun tembakau. “Untuk menstabilkan harga, kami usulkan pembangunan gudang penyimpanan tembakau, dan saat ini sudah berdiri,” ungkap Kepala Desa Mojowono, Maretsa Ayu Widyah.
Pemdes Mojowono menyadari betul bahwa wilayahnya merupakan sentra pertanian tembakau terbaik di Kabupaten Mojokerto. Desa dengan empat dusun ini memiliki 103 petani tembakau. Namun, sentra penghasil tembakau terbanyak berada di Dusun Segawe.

“Kalau untuk lahan tembakau, tersedia seluas 17 hektare di Desa Mojowono. Jadi, memang rata-rata penghasilan masyarakat bersumber dari panen tembakau,” kata Maretsa.
Tanah di Desa Mojowono dinilai sangat baik untuk dikembangkan sebagai daerah penghasil tembakau. Tingkat kegagalan petani dalam menanam tembakau di Mojowono pun kecil. Hal ini dibuktikan dengan kualitas hasil panen tembakau yang semakin baik tiap tahunnya.
“Alhamdulillah, hasil panen tiap tahun selalu bagus dan ada penambahan jumlah untuk tembakau basah,” sebutnya.
Pemdes pun yakin dengan potensi tersebut dan mendeklarasikan Mojowono sebagai “Kampung Mbako” atau kampung penghasil tembakau tahun 2025 ini.
Kendati demikian, Maretsa menuturkan, masih membutuhkan pembinaan lebih lanjut bagi petani tembakau di desa dengan 19 RW ini. Diharapkan dengan menambah pembinaan ini, semakin banyak masyarakat yang ikut menjadi petani tembakau.
“Selain itu, pembinaan kepada petani juga bisa menjadi upaya agar kualitas dan nilai jual tembakau khas Desa Mojowono bisa kian terangkat,” papar dia.

Tak hanya lewat pembinaan, pihaknya juga berencana mencanangkan merek tembakau asli Desa Mojowono. Sehingga, melalui pembinaan tersebut, diharapkan masyarakat desa bisa ikut terlibat untuk mengangkat hasil komoditas tembakau sebagai ikon Desa Mojowono.
“Rencana memang ada branding tembakau sebagai ikon desa, masih kami rancang untuk tahun-tahun berikutnya. Tinggal lihat sejauh mana perkembangannya,” ucapnya.
Selain pengembangan hasil panen, pemdes turut memberikan kesejahteraan petani dengan mendaftarkan mereka sebagai peserta program BPJS Ketenagakerjaan. Termasuk dengan mengusulkan buruh tani menerima bantuan langsung tunai (BLT) dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBH CHT) setiap tahun.
“Untuk petani, kami sudah mendaftarkan mereka sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan yang difasilitasi Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Mojokerto tahun ini,” pungkasnya.
Redaksi Desa Merdeka
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.