Karangasem (DESA MERDEKA) – Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke desa wisata Tenganan Pegringsingan di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, bolehjadi merupakan pertanda baik, bahwa desa wisata yang unik ini, mulai dilirik wisatawan. Peningkatan kunjungan pada Januari-Mei 2023, mengalami penambahan sebesar 50% bila dibandingkan dengan kunjungan wisatawan pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Sebelumnya, rata-rata kunjungan per harinya hanya 50 orang saja, namun saat ini rata-rata kunjungan mencapai 75 orang per hari. Bisa dibilang kenaikannya hingga 50 persen,” ungkap I Putu Wiadnyana, Ketua Pengelola Desa Wisata Tenganan Pegringsingan, Minggu (21/5/2023).
Sementara untuk komposisi wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung, menurut penuturan Wiadnyana, relatif berimbang. Yang pasti, sebagian besar yang datang ingin tahu mengenai keasrian lingkungan, proses pembuatan kain gringsing, yang hanya bisa diperoleh saat berkunjung ke Desa Wisata Tenganan Pegringsingan.
“Jika dibandingkan dengan sebelum pandemi COVID-19, perbandingannya masih jauh. Karena dulu kunjungan wisatawan bisa mencapai 130 orang per hari,” tutur Wiadnyana.
Namun demikian, Wiadnyana menyatakan bahwa dengan kunjungan yang ada saat ini, tetap disyukuri oleh pelaku pariwisata yang ada di Desa Tenganan Pegringsingan, baik para perajin tenun gringsing maupun penjual cinderamata khas Desa Wisata Tenganan Pegringsingan. Sembari berharap kunjungan wisatawan akan terus meningkat.
“Dari sekian wisatawan yang datang berkunjung, baik domestik maupun mancanegara, sebagian besar dari mereka pasti ada saja yang beli kain gringsing maupun cinderamata lainnya. Walaupun ada juga yang datang hanya jalan-jalan saja, sekadar keliling desa,” tandasnya.
Desa Tenganan Karangasem, sejatinya adalah salah satu dari tiga desa di Bali yang termasuk kategori Bali Aga, yakni desa yang gaya hidup masyarakatnya, masih berpedoman pada peraturan dan adat istiadat peninggalan leluhur, dari jaman sebelum kerajaan Majapahit.
Pada desa Bali Aga, arsitektur rumah, balai pertemuan dan pura yang di bangun, sangat mempertahankan aturan adat istiadat secara turun – temurun. Ciri – ciri bangunan rumah penduduk desa Bali Aga, terbuat dari campuran batu merah, batu sungai, tanah dan mempunyai ukuran yang relatif sama.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.