Menu

Mode Gelap
Dharmasraya Kembangkan 52 Produk Unggulan dengan Program Nagari Tematik 11 Desa di PALI Terendam Banjir, Polisi Siaga Evakuasi dan Koordinasi Bantuan Program Sejahtera dari Desa Lombok Barat: Bukan Bagi Uang, Tapi Pengembangan Potensi Desa Mobil Siaga Desa Bermasalah, Bupati Situbondo Tegas Lakukan Pembinaan Pemilihan PAW Kades Sekara Ricuh, Warga Tuding Ada Intervensi dan Nepotisme

SOSBUD · 3 Sep 2024 05:46 WIB ·

Boen Hian Tong Semarang Gelar Sembahyang King Hoo Ping Lintas Agama, Jalin Toleransi dan Hormati Leluhur


					Boen Hian Tong Semarang Gelar Sembahyang King Hoo Ping Lintas Agama, Jalin Toleransi dan Hormati Leluhur Perbesar

Semarang [DESA MERDEKA] – Perkumpulan Sosial Boen Hian Tong Semarang kembali menggelar acara sembahyang King Hoo Ping pada Minggu (1/9/2024) di Gedung Rasa Dharma. Uniknya, acara ini melibatkan berbagai tokoh agama dan terbuka untuk semua umat, mengukuhkan nilai-nilai toleransi dan penghormatan terhadap leluhur.

Sembahyang King Hoo Ping, atau yang juga dikenal sebagai sembahyang rebutan, merupakan tradisi untuk menghormati para leluhur yang telah meninggal. Namun, di Boen Hian Tong, acara ini memiliki makna yang lebih mendalam. Selain mendoakan leluhur, acara ini juga menjadi wadah untuk mempererat tali persaudaraan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

“Boen Hian Tong telah lama menggelar acara King Hoo Ping lintas agama. Tahun ini, ratusan arwah dari berbagai latar belakang agama didoakan, termasuk tokoh-tokoh seperti Gus Dur dan K.H. Maimun Zubair,” ujar Ws. Indriani Hadi Sumarto, pengurus Boen Hian Tong.

Toleransi dalam Beragama

Salah satu yang menarik dari acara ini adalah partisipasi aktif para tokoh agama dari berbagai latar belakang. Mereka bersama-sama memanjatkan doa untuk para leluhur, menunjukkan semangat toleransi dan kebersamaan.

“Sembahyang King Hoo Ping bukan hanya tentang ritual, tetapi juga tentang meneladani perjuangan dan kebajikan para leluhur,” ungkap Ws. Andi Gunawan, ketua panitia.

Makna Simbolis

Acara ini juga sarat dengan makna simbolis. Pembakaran kapal yang berisi papan arwah, misalnya, merupakan simbol pengantaran arwah leluhur kembali ke alam baka. Sementara itu, pembagian sembako setelah acara selesai melambangkan berbagi rezeki dan kepedulian terhadap sesama.

Follow WhatsApp Channel Desamerdeka.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Artikel ini telah dibaca 12 kali

badge-check

Jurnalis

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Babinsa Trucuk Dampingi Petani Padang Percepat Tanam Padi, Dukung Swasembada Pangan

16 Maret 2025 - 19:20 WIB

Bulan Penuh Berkah, SPD Bangka Bagi Takjil untuk Lansia di Desa Penyamun

16 Maret 2025 - 17:32 WIB

Safari Ramadan Pemprov Sumbar: Bantuan Masjid dan Bedah Rumah untuk Warga Nagari Ujung Gading

15 Maret 2025 - 23:16 WIB

Ramadan Berkah, Polsek Penukal Abab Bagikan Takjil untuk Masyarakat

15 Maret 2025 - 22:38 WIB

Polsek Tanah Abang Bagikan Takjil Gratis, Eratkan Silaturahmi di Bulan Ramadan

15 Maret 2025 - 22:30 WIB

Banjir Landa Desa Semangus, Polsek Talang Ubi Siagakan Personel dan Koordinasi Bantuan

15 Maret 2025 - 21:24 WIB

Trending di SOSBUD