Semarang [DESA MERDEKA] – Perkumpulan Sosial Boen Hian Tong Semarang kembali menggelar acara sembahyang King Hoo Ping pada Minggu (1/9/2024) di Gedung Rasa Dharma. Uniknya, acara ini melibatkan berbagai tokoh agama dan terbuka untuk semua umat, mengukuhkan nilai-nilai toleransi dan penghormatan terhadap leluhur.
Sembahyang King Hoo Ping, atau yang juga dikenal sebagai sembahyang rebutan, merupakan tradisi untuk menghormati para leluhur yang telah meninggal. Namun, di Boen Hian Tong, acara ini memiliki makna yang lebih mendalam. Selain mendoakan leluhur, acara ini juga menjadi wadah untuk mempererat tali persaudaraan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
“Boen Hian Tong telah lama menggelar acara King Hoo Ping lintas agama. Tahun ini, ratusan arwah dari berbagai latar belakang agama didoakan, termasuk tokoh-tokoh seperti Gus Dur dan K.H. Maimun Zubair,” ujar Ws. Indriani Hadi Sumarto, pengurus Boen Hian Tong.
Toleransi dalam Beragama
Salah satu yang menarik dari acara ini adalah partisipasi aktif para tokoh agama dari berbagai latar belakang. Mereka bersama-sama memanjatkan doa untuk para leluhur, menunjukkan semangat toleransi dan kebersamaan.
“Sembahyang King Hoo Ping bukan hanya tentang ritual, tetapi juga tentang meneladani perjuangan dan kebajikan para leluhur,” ungkap Ws. Andi Gunawan, ketua panitia.
Makna Simbolis
Acara ini juga sarat dengan makna simbolis. Pembakaran kapal yang berisi papan arwah, misalnya, merupakan simbol pengantaran arwah leluhur kembali ke alam baka. Sementara itu, pembagian sembako setelah acara selesai melambangkan berbagi rezeki dan kepedulian terhadap sesama.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.