Bantaeng (DESA MERDEKA) : Desa inklusi merupakan model pemerintahan yang mengakomodasi hak semua orang, kaum rentan dan marjinal bukan penghalang untuk ikut serta membangun Desa. Semua terlibat tanpa memandang status dalam memberikan saran dan sumbangsi pemikiran, baik dalam perencanaan, pembangunan maupun dalam pelaporan. Sebuah Desa yang inklusi memberikan pandangan yang sama kepada semua warga tak terkecuali bagi kaum perempuan, anak maupun disabilitas yang selama ini tersisih dan terpinggirkan atau lebih di kenal dengan kaum rentan dan marginal.
Sehubungan dengan hal tersebut sejak 2019 pemerintah pusat melalui 5 kementerian di antaranya kementerian dalam negeri, kementerian Desa PDTT, Kementerian PPN/Bappenas, kementerian keuangan dan Kemenko PMK (Pembangunan Manusia dan Kebudayaan) mencanangkan Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa atau lebih di kenal dengan sebutan (P3PD) untuk percepatan pembangunan di berbagai sektor. Program ini di harapkan membawa perubahan sistem pembinaan dan pengawasan, bukan saja di Desa tetapi termasuk pemerintah daerah melalui inovasi pengembangan sistem peningkatan kapasitas masyarakat, sehingga apa yang di cita-citakan bisa terwujud dalam waktu yang relatif singkat.
Di temui di ruangan kepala Desa Bonto-Bontoa 20/7/2023 Tim NGO pendamping P3PD Dedy mengatakan, bahwa sejak januari hingga saat ini kami telah melakukan berbagai rangkaian kegiatan di 4 Desa yang masuk sasaran pendampingan di kabupaten Bantaeng, selain Desa Bonto-Bontoa 3 Desa lainnya yakni, Desa Parang Loe kecamatan Eremerasa, dan 2 di kecamatan Sinoa masing-masing Desa Bonto Bulaeng Dan Desa Bonto Majannang. Dari Ke 4 Desa ini telah di lakukan penelitian dan wawancara ke masyarakat sebagai responden kami dalam pengumpulan Data. Metode yang di lakukan terbagi beberapa unsur mulai dari usia, tingkat pendidikan maupun yang di perkirakan rentan dan termarginalkan, uajarnya.
Jika tidak ada halangan Bulan Juli hingga Agustus kedepan kita akan mulai melakukan sekolah lapang dengan kurikulum yang telah kami susun dan dipersiapkan, mengundang para pemuda Desa, kaum perempuan dan disabilitas dan dilakukan pelatihan public speaking bagi para pemuda agar mampu tampil percaya diri dalam forum mengungkapkan gagasannya serta pelatihan ataupun pembelajaran lain sebagaimana yang telah disusun dalam kurikulum yang di maksud termasuk baca tulis bagi buta aksara dan keterampilan lainnya sesuai kebutuhan ucap dedy menambahkan.
Di hari yang sama tim pendamping P3PD yang berjumlah 3 orang, Asmaul Husna, andi putri ramadhani dan dedy bersama Awak media melakukan kunjungan guna berkoordinasi dengan pihak kecamatan dalam rangka memperkuat langkah-langkah yang akan di tempu nantinya. Dihadapan kasi pemerintahan bapak ramli, S.Sos dan Sekertaris Camat Bapak Amrullah, SE, dedy membeberkan maksud tujuan tentang perihal kunjungannya. Dia mengatakan bahwa saat ini kami mempersiapkan untuk segera melaksanakan kegiatan P3PD di Desa Bonto-Bontoa sebagai salah satu Desa Inklusi yang di tunjuk oleh kementerian Desa menjadi pilot project di kecamatan Tompobulu. Diapun merinci seperti apa gambaran yang akan mereka laksanakan sebagai pendamping P3PD yang di persiapkan, lanjut dia menguraikan P3PD atau Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa bertujuan membawa perubahan sistem pembinaan khususnya bagi mereka yang rentan dan marginal untuk bangkit dan mengambil posisi sama dengan masyarakat umum lainnya, selain itu terhadap pemerintah Desa bisa lebih terbuka atas penyelenggaraan kegiatan yang di lakukan dengan menggunakan media yang bisa dengan mudah di akses oleh masyarakat, selain penggunaan papan transparansi, spanduk media sosial tak kalah mudahnya menjadi alat transparansi melalui Facebook, grup whatsapp, twiter, instagram ataupun media sosial lainnya, intinya transparansi dan akuntabilitas menjadi hal prioritas kepada masyarakat atas kinerja pemerintah khususnya di Desa tandasnya.
Camat sebagai pembina di tingkat pemerintahan Desa di harapkan peranan dan dukungannya dalam pengimplementasian P3PD agar bisa berjalan lancar. Program pengelolaan P3PD yang terbagi atas 3 fase yakni yang di biayai oleh program itu sendiri, pemerintah Desa dan kabupaten untuk mewujudkan persamaan hak dan keselarasan masyarakat di Desa. Tanggapan 2 orang yg sempat di temui mengAminkan dan siap bersinergi serta berkolaborasi dalam mengawal program sesuai fungsi dan bidangnya. Demikian makna tersirat yang bisa disimpulkan atas kunjungan koordinasi yg di lakukan bersama tim pendamping P3PD dengan pihak pemerintah kecamatan Tompobulu. Pelaksanaan program yang sisah menunggu waktu tak lama lagi akan segera dilaksanakan. Selanjutnya 3 pendamping P3PD menyerahkan dokumen Laporan Assesment kepada bapak Sekcam sebagai bahan evaluasi dan masukan jika memang di perlukan dalam upaya mendapatkan informasi lebih lanjut dari proses yang telah di lakukan serta kegiatan yang akan di laksanakan.
Hasan Habibu Lahir di Bantaeng Sulawesi Selatan 1 Januari 1975.
Pendidikan S1 STAI Al-furqan Makasar / Jurusan Pendidikan Agama Islam. lulus tahun 2016
Selain sebagai Pendamping Lokal Desa beberapa Organisasipun terlibat di dalamnya, DA’I KAMTIBMAS POLRES BANTAENG bidang KOMUNIKASI ANTAR LEMBAGA, FORUM DA’I POLSEK TOMPOBULU SBG PENASEHAT, IKATAN PELAJAR MUHAMNADIYAH SBG ANGGOTA.
Beberapa penghargaan di raih seperti juara terbaik dua Tingkat Kabupaten Bantaeng Sebagai Tim Pengelolah Kegiatan / TPK 2011. Penghargaan Kapolres sebagai Relawan Covid-19 tahun 2020.
Penghargaan MPR RI dalam sosialisasi Pancasila dan UUD 45 Negara kesatuan RI dan bhinneka tunggal Ika tahun 2011. Dll
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.