Menu

Mode Gelap
Pelantikan RT/RW Desa Leuwiliang: Harapan Baru untuk Pelayanan Publik yang Lebih Baik Galian C Ilegal di Desa Gorowong Kembali Aktif, Warga Resah Gudang Tembakau Rampung, Mojowono Mantapkan Diri Jadi Sentra Tembakau Mojokerto Kader Nagari Digital se-Sumatera Barat Dilatih Menulis Berita dengan Bantuan AI Desa Sidodadi Banyuwangi Tingkatkan Pengelolaan Sampah dengan TPS 3R “Barokah Jaya”

DESA · 19 Jan 2025 13:30 WIB ·

Angkat Budaya Warisan Leluhur, Pemdes Kletek Alokasikan Dana desa, Dukung Ritual Hasai Kdor dan Tama Tasi


					Seorang Bocah sedang memikul bahan atau alat rumah tangga yang usang ke titik ritual, Sabtu 18/01/2025 Perbesar

Seorang Bocah sedang memikul bahan atau alat rumah tangga yang usang ke titik ritual, Sabtu 18/01/2025

Malaka [DESA MERDEKA] –  Pemerintah Desa Kletek, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, mengalokasikan dana sebesar Rp 10 juta pada tahun anggaran 2025 untuk menggali dan mengeksplorasi budaya warisan leluhur melalui ritual Hasai Kdor dan Tama Tasi.

Pada Sabtu, 18 Januari 2025, pemerintah desa Kletek, yang dipimpin oleh Kepala Desa Herimus Leki Berek, bersama beberapa kepala dusun, tokoh adat dari delapan suku, dan masyarakat setempat, melangsungkan ritual pertama untuk mendatangkan hujan melalui ritual Hasai Kdor (pembersihan diri). Ritual ini diikuti oleh ratusan warga desa Kletek.

Kedapalan fukun atau dato dari setiap suku di wilayah kedesaan kletek melangsungkan ritual sambil baca doa kepada alam dan Tuhan.

Dalam prosesi tersebut, kedapalan fukun atau dato dari setiap suku melangsungkan ritual sambil membaca doa kepada alam dan Tuhan. Kepala Desa Kletek, Herimus Leki Berek, menjelaskan bahwa ritual Hasai Kdor seharusnya dilakukan setahun sekali. Namun, karena faktor cuaca yang tidak menentu, pemerintah desa bersama pemangku adat sepakat untuk melaksanakan ritual ini guna memohon turunnya hujan.

“Giat-giat ritual seperti ini sebenarnya sudah dilakukan sejak nenek moyang kita. Kami dari pemerintah desa mendukung melalui dana desa untuk menghidupkan kembali ritual-ritual tersebut,” ujarnya.

Kepala desa kletek (tengah) bersama fukun atau dato bermusyawarah sebelum melakukan ritual hasai kdor.

Lebih lanjut, Herimus menekankan bahwa seharusnya apa yang dilakukan melalui ritual tersebut diyakini akan langsung direspons oleh alam dengan turunnya hujan. Namun, hal ini tidak terjadi karena beberapa faktor internal di suku-suku yang melakukan ritual, sehingga menjadi evaluasi untuk perbaikan di masa mendatang.

“Kenapa kita menggunakan simbol ayam dalam ritual ini? Tujuannya agar Tuhan secara adat mendengar keluh kesah kita,” pungkasnya.

Herimus juga menjelaskan bahwa pemerintah adalah pemilik segalanya, baik dari sisi agama maupun adat, yang semuanya berada di bawah naungan pemerintah. Oleh karena itu, ia mengimbau kepada tokoh adat, tokoh pemuda, dan masyarakat untuk bersama-sama menghidupkan tradisi ritual seperti ini.

“Terkait anggaran, saya sudah menetapkan di APBDes tahun 2025, untuk ritual Tama Tasi sebesar Rp 5 juta dan untuk So’e Isinkdor sebesar Rp 5 juta. Jadi, totalnya Rp 10 juta dari dana desa untuk setiap item ritual yang dilakukan,” tandasnya.

Ia berharap agar ke depannya masyarakat Desa Kletek, terutama pemuda sebagai generasi penerus, dapat lebih aktif terlibat dalam menghidupkan budaya warisan leluhur yang selama ini jarang dilakukan. Selain ritual hari ini, juga ada ritual-ritual lain seperti Berkat Vini (bibit) yang dilakukan di kebun, serta ritual Hamis (berkat hasil panen) yang akan dilaksanakan setiap tahun selama masa kepemimpinannya.

Frans Seran, selaku fukun mamulak, menambahkan bahwa selama kurang lebih dua bulan terakhir, hujan belum turun. Oleh karena itu, beberapa suku melakukan ritual pembersihan diri (Hasai Kdor). Setelah ini, dalam dua hingga tiga hari ke depan, mereka akan melaksanakan ritual Tama Tasi (masuk laut) untuk meminta hujan segera turun di wilayah Desa Kletek, yang selama ini tidak kunjung turun, berdampak pada hasil pertanian dan perkebunan masyarakat.

“Kita akan ke laut melalui Uma Bot Tasi untuk meminta dukungan kekuatan, dan kita akan menyembelih seekor babi jantan hitam untuk memohon hujan turun,” pungkasnya.

Dengan pelaksanaan ritual ini, diharapkan masyarakat Desa Kletek dapat terus melestarikan budaya dan tradisi yang telah ada sejak lama, serta mendapatkan berkah dari alam.

Follow WhatsApp Channel Desamerdeka.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Artikel ini telah dibaca 91 kali

badge-check

Jurnalis

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Kenaikan Alokasi Dana Desa di Rembang Tingkatkan Kesejahteraan Perangkat Desa

10 Februari 2025 - 21:41 WIB

36 Kepala Desa di Bengkulu Utara Dapat Teguran Keras Akibat Tunggakan PBB-P2

10 Februari 2025 - 15:26 WIB

Gaji Kepala Desa dan Perangkat Desa Tahun 2025: Naik atau Tetap?

10 Februari 2025 - 08:50 WIB

Kemenangan Pilkades Berujung Penantian: Tujuh Calon Kades di Pulau Morotai Tak Kunjung Dilantik

9 Februari 2025 - 23:45 WIB

Dilema Program Ketahanan Pangan di Kabupaten Bogor: Dana Desa 20% Jadi Beban?

6 Februari 2025 - 22:27 WIB

Dana Kampung di Kabupaten Berau Tahun 2025 Capai Rp463 Miliar

5 Februari 2025 - 14:16 WIB

Trending di DESA