Bangka (DESA MERDEKA) – Pemkab Bangka Tengah kembali menyiapkan anggaran dana miliaran, setelah mendapati data angka prevalensi stunting di Bangka Tengah mengalami peningkatan sejak 2 tahun terakhir.
“Kami juga menyiapkan dana Rp12 miliar di tahun 2022 kemarin untuk membenahi sanitasi masyarakat, itu sudah dikerjakan dan tahun ini pun kembali kami anggarkan,” jelas Sugianto, Sekretaris Daerah Kabupaten Bangka Tengah, Minggu (28/5/2023).
Angka prevalensi stunting di Kabupaten Bangka Tengah menembus angka 21 persen pada tahun 2022. Pada 2021, angka prevalensi stunting berada di 20 persen dan meningkat pada tahun 2022 menjadi 21 persen, sementara diketahui, pemerintah pusat menargetkan agar angka prevalensi stunting nasional berada di angka 14 persen.
“Penting untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting,” tegas Sugianto.
Menurutnya, hal itu perlu dilakukan bersama-sama antar lintas sektor terkait dengan tim percepatan penurunan stunting. Setidaknya ada 13 desa/kelurahan di Bangka Tengah yang diketahui menjadi lokasi fokus (lokus) penanganan stunting.
“Bukan hanya fokus pada lokus di 13 desa, namun di luar desa tersebut. Jadi itu kita bahas bersama-bersama untuk mengetahui kelemahan, kelebihan maupun target kedepannya,” ungkap Sugianto.
Adapun 13 desa/kelurahan yang dimaksud adalah Desa Batu Berlubang, Belilik, Tanjung Gunung, Lubuk Pabrik, Kulur Ilir, Kelurahan Sungaiselan, Desa Sungaiselan Atas, Sarang Mandi, Romadon, Tanjung Pura, Keretak Atas, Melabun dan Kerantai.
Sugianto memaparkan, bahwa berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemkab Bangka Tengah dalam menurunkan angka prevalensi stunting.
“Salah satunya dengan meluncurkan buku resep olahan ikan,” tutup Sugianto.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.