Lampung [DESA MERDEKA] – Populasi burung liar di Lampung semakin terancam akibat perburuan ilegal dan perdagangan satwa liar yang marak. Anak-anak desa hutan di sekitar Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman dilibatkan dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap konservasi. Mereka diberikan perlengkapan sekolah dan alat tulis sebagai bentuk edukasi agar lebih peduli terhadap kelestarian satwa liar.
Kegiatan ini merupakan bagian dari bakti sosial Dinas Kehutanan Provinsi Lampung bersama BAIS TNI, Balai Karantina, BKSDA, dan FLIGHT di sekitar Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman, yang dilaksanakan pada Senin (24/2/2024).
“Di lapangan, kita semakin jarang mendengar kicauan burung, yang tentu berkaitan dengan maraknya perburuan. Dengan meningkatkan kepedulian anak-anak ini, diharapkan mereka dapat lebih menjaga kelestarian satwa di masa depan,” ujar Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Yanyan Ruchyansyah.
Edukasi kepada anak-anak tentang perlindungan satwa menjadi sangat strategis. Berdasarkan data Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Lampung, sebanyak 23.000 ekor burung berhasil diamankan dari upaya penyelundupan sepanjang 2024 hingga Februari 2025. Dari jumlah tersebut, 600 ekor merupakan jenis yang dilindungi.
Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman seluas 22 ribu hektare menjadi salah satu lokasi utama pelepasliaran burung hasil sitaan. Namun, kawasan ini juga rentan terhadap perburuan liar dan perambahan hutan.
Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Lampung, Donni Muksydayan Saragih, mengatakan bahwa anak-anak yang tinggal di sekitar hutan bisa menjadi duta konservasi dan mengampanyekan perlindungan hutan. “Populasi burung Sumatra semakin menurun akibat perburuan liar. Diharapkan dengan edukasi ini, anak-anak dapat mengurangi praktik perburuan ilegal,” kata Donni.
Komandan Satgas Awan BAIS TNI, Letkol Achmad, menegaskan bahwa penyelundupan satwa liar tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga membahayakan kedaulatan negara. “Perdagangan ilegal satwa dapat menyebabkan penyebaran penyakit zoonosis yang berdampak pada keamanan nasional. Oleh karena itu, kami bersama berbagai pihak berupaya menekan perburuan liar dengan berbagai pendekatan strategis,” ungkapnya.
Penasihat FLIGHT, Davina Veronica, menegaskan bahwa pelestarian burung sangat penting bagi keseimbangan ekosistem. “Burung memiliki peran penting sebagai penyebar biji-bijian, penyerbuk tanaman, dan pemangsa hama. Jika burung terus diburu, keseimbangan alam akan terganggu. Oleh karena itu, kesadaran masyarakat harus terus ditingkatkan,” jelas Davina.
Ia menambahkan bahwa masyarakat desa hutan yang sejahtera akan menjadi garda terdepan dalam menjaga kelestarian hutan. Untuk itu, gerakan kesadaran konservasi harus terus berulang agar kepedulian masyarakat terhadap satwa liar semakin tumbuh.
“Dengan meningkatnya sinergi antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan perburuan serta perdagangan satwa liar di Lampung dapat berkurang, sehingga ekosistem hutan tetap terjaga bagi generasi mendatang,” pungkasnya.
Redaksi Desa Merdeka
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.