Menu

Mode Gelap
Kemendes PDT Siap Jadi Kontributor Utama Ketahanan Pangan di Sulawesi Selatan Pemprov Sumbar Optimis Proyek Jalan Alahan Panjang-Kiliran Jao Segera Lanjut Museum Desa Genggelang: Simbol Pelestarian Budaya Sasak Sumedang Siap Gelar Hari Desa Nasional 2025 dengan Meriah DPRD TTS Desak Bank NTT Cairkan Dana Desa Tepat Waktu

SOSBUD · 15 Mei 2024 19:20 WIB ·

Akibat Perubahan Iklim, Tantangan Petani Dalam Berbudidaya Rumput Laut


 Akibat Perubahan Iklim, Tantangan Petani Dalam Berbudidaya Rumput Laut Perbesar

DESA MERDEKA (Butta Toa Bantaeng) : Rumput laut merupakan tumbuhan laut yang tergolong dalam makroalaga benthik yang banyak hidup dan melekat di dasar perairan. Pada umumnya rumput laut dapat di temukan dibeberapa tempat di sulawesi Selatan diantaranya Kabupaten Bantaeng dan Bulukumba yang secara formal telah banyak di budidayakan. Tumbuhan ini membutuhkan cahaya matahari yang cukup, tetapi apa daya jika perubahan iklim terjadi secara tiba-tiba..?

Peralihan cuaca yang mencolok di antara dua periode tertentu setiap tahunnya di wilayah beriklim, menurut situs resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa Indonesia mengalami perubahan iklim jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca tertentu. Perubahan iklim terjadi secara alami melalui variasi siklus matahari. PBB dalam hal ini mengungkapkan sejak tahun 1800-an aktivitas manusia telah menjadi penyebab utama perubahan iklim tersebut, terutama diakibatkan pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak maupun gas.

Diskusi Petani Rumput Laut Bersama Saukang

Pada selasa 14/5/2024 Lembaga Sahabat Konservasi Lingkungan (SAUKANG) dengan program Pendampingannya pada Petani di wilayah Pesisir DAS BALANTIENG melaksanakan kegiatan Diskusi Kampung yang bertemakan Mengenali Tantangan dan Kerugian Dalam Pembudidayaan Rumput Laut Akibat Perubahan Iklim berlokasi di Lingkungan Babana Kelurahan Dannuang Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba untuk menghimpun imformasi yang dialami para petani akibat adanya perubahan iklim. Dalam pertemuan tersebut SAUKANG menghadirkan sejumlah Petani yang berasal dari 3 Desa/Kelurahan, masing-masing Desa Garanta, Manjalling dan Kelurahan dannuang. Adapun peserta dari petani sebanyak 16 orang serta 2 orang penyuluh kecamatan dari perikanan dan kelautan

Sebelum diskusi Ketua SAUKANG terlebih dahulu menjelaskan dalam sepatah kata terkait program untuk untuk selanjutnya paparkan oleh tamu undangan dalam Sambutannya, Dua penyuluh mengawali sambutan tersebut berikutnya oleh Lurah Dannuang sekaligus membuka acara. Dari kata sambutan para peserta yang hadir mereka mengpresiasi dan mengucapkan terimakasi kepada SAUKANG selaku penyelenggara karena perhatiannya mendampingi petani yang ada di kelurahan Dannuang dan dua Desa lainnya, Guntur selaku koordinator mengharapkan petani mampu memahami petani dan memanfaatkan momen ini sebaik-baiknya dalam peningkatan kapasitas untuk sebuah kesejahteraan.

Diskusi yang dibagi 3 ship agar lebih mudah dipahami oleh yang hadir, pertama Tantangan dan kerugian budidaya rumput laut akibat perubahan iklim, kedua faktor dan Gejala perubahan iklim, dan yang Ketiga membahas solusi yang harus dilakukan petani dalam mengatasi perubahan iklim yang terjadi, di ship ini Petani sepakat dan berharap adanya penanaman mangrove dan melarang untuk membuang sampah plastik di aliran sungai dan di daerah pesisir serta tidak melakukan penebangan pohon, mengecam keberadaan industri karet yang membuang limbahnya kealiran sungai. Mereka kompak melakukan bersih-bersih pantai setiap saat, menjaga ekosistim penyeimbang lingkungan, mendorong pemerintah melalui kebijakan untuk memperbaiki sarana infrastruktur, penggunaan sarana prasarana budidaya rumput laut yang ramah lingkungan dan melakukan adaptasi dan mitigasi atas perubahan iklim yang jadi pemicu.

Statemen dan closing disampaikan oleh koordinator di akhir acara yaitu bersama membangun kesadaran dan komitmen untuk menjaga lingkungan wilayah pesisir agar tetap lestari sehingga pembudidayaan rumput laut khususnya di tiga tempat dimaksud tetap terjaga serta berkelanjutan untuk anak-anak kita kedepan

Follow WhatsApp Channel Desamerdeka.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Artikel ini telah dibaca 71 kali

badge-check

Jurnalis

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

70 Bioskop, Dua Diantaranya di Purwokerto, Bakal Tayangkan ” Pocong Merah”

19 Januari 2025 - 23:42 WIB

Museum Desa Genggelang: Simbol Pelestarian Budaya Sasak

15 Januari 2025 - 17:23 WIB

Warga Desa Cilongok Terhibur dengan Proses Syuting Film Horor “Pocong Merah” di Curug Cipendok

13 Januari 2025 - 07:29 WIB

Bakso Viral: Fery Bangun Jalan Desa Senilai 10 Miliar

2 Januari 2025 - 09:22 WIB

Fokus Simpang 4 Alfamart, Polsek Penukal Abab Amankan Malam Tahun Baru

1 Januari 2025 - 13:21 WIB

Film Horor “Pocong Merah” Syuting di Banyumas

30 Desember 2024 - 12:29 WIB

Trending di SOSBUD