Menu

Mode Gelap
Warga Teluk Kulbi Asah Pena, Desa Cerdas Sukseskan Pelatihan Jurnalistik Kemendes PDT Siap Jadi Kontributor Utama Ketahanan Pangan di Sulawesi Selatan Pemprov Sumbar Optimis Proyek Jalan Alahan Panjang-Kiliran Jao Segera Lanjut Museum Desa Genggelang: Simbol Pelestarian Budaya Sasak Sumedang Siap Gelar Hari Desa Nasional 2025 dengan Meriah

DESA · 26 Apr 2023 14:39 WIB ·

1.500-an Perantau, Mudik Lebaran ke Desa Pengkok Sragen


					Warga mengendarai motor melintasi gapura gerbang masuk Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung, Sragen, Selasa (25/4/2023). (Image courtesy: Solopos.com) Perbesar

Warga mengendarai motor melintasi gapura gerbang masuk Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung, Sragen, Selasa (25/4/2023). (Image courtesy: Solopos.com)

Sragen ( DESA MERDEKA ) — 1.500-an perantau asal Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung, Sragen, melakukan ritual mudik pada momen Lebaran 2023 ini. Mereka tak hanya dari wilayah Jabodetabek, namun juga dari luar Jawa.

“Para perantau itu mudik ke Pengkok ada yang membawa mobil pribadi dan ada yang menggunakan angkutan umum. Yang tidak pulang juga banyak. Yang membawa mobil itu biasanya dari Sumatra, Jakarta, Nusa Tenggara Barat, dan Bali. Ya, kurang lebih ada 100 orang yang mudik membawa mobil pribadi,” ujar Sugiyarto, anggota DPRD Sragen yang tinggal di Pengkok, dilansir dari Espos, di sela-sela mudiknya di Boyolali, Selasa (25/4/2023),

Sugiyarto mengatakan, total perantau asal Pengkok yang umumnya berdagang peralatan dapur dan pakaian,  mencapai 1.800-an orang. Namun demikian, hanya 300-an orang yang merantau ke Jakarta. Begitu tiba di kampung halaman, Sugiyarto menerangkan biasanya perantau itu menggelar tradisi halalbihalal berdasarkan wilayah perantauan. Misalnya keluarga Manado, Bali, Palembang.

“Sejak pandemi Covid-19, jualan mereka sampai sekarang masih agak sulit. Di perantauan itu ada yang berhasil dan ada yang belum berhasil,” kata Sugiyarto.

Lebih lanjut Sugiyarto mengungkapkan sebagian perantau dari Desa Pengkok sudah balik ke perantauan hari ini. Terutama yang pekerja swasta.

“Kalau yang pedagang belum balik ke perantauan. Biasanya para pedagang itu masih belanja-belanja barang dagangannya,” terang Sugiyarto.

Kondisi nyari serupa juga terjadi di Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Sragen. Budiono Rahmadi, Tokoh masyarakat Desa Sepat, menyampaikan bahwa warga perantauan dari desanya yang melakukan mudik, juga cukup banyak. Ada sekitar 500 orang.

“Uniknya mereka ini datang dari berbagai penjuru Indonesia. Ada yang dari Ambon, Sulawesi, Kalimantan, Sumatra, Lombok, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Medan,” kata politikus Partai Demokrat tersebut.

Follow WhatsApp Channel Desamerdeka.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Jurnalis

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Polemik Penggunaan Dana Desa di Pasir Panjang, Ketua DPD AKPERSI Kepri Buka Suara

24 Januari 2025 - 16:08 WIB

Monev Pembangunan Desa Umbulrejo: Fokus pada Infrastruktur dan SDM

23 Januari 2025 - 21:10 WIB

Polres Lebong Polda Bengkulu Laksanakan Penanaman Jagung untuk Ketahanan Pangan

21 Januari 2025 - 15:30 WIB

Warga Karanghaur Desak Realisasi Usulan Musrenbangdes 2025

21 Januari 2025 - 13:44 WIB

Musyawarah Desa Karanghaur Sepakat Prioritaskan Pembangunan Infrastruktur

21 Januari 2025 - 13:27 WIB

Mendes Yandri Tekankan Pentingnya Ketahanan Pangan, Alokasi Dana Desa Minimal 20%

20 Januari 2025 - 22:25 WIB

Trending di DESA